MALANG | ARTIK.ID - Keseruan dan suasana gembira tampak pada pelajar saat kegiatan Classmeeting dan anti bullying di MTsN 2 Malang di Turen, Rabu (20/12/2023). Ajang rekreatif ini diikuti seluruh pelajar setempat, dengan menampilkan bakat dan keterampilan yang dipunyai.
Menurut Wakil Kepala Sekolah MTsN 2 Malang, Supriyono, pada kegiatan classmeeting ini, digelar beberapa kegiatan lomba dan permainan, diikuti tim siswa sesuai kelas masing-masing. Diantaranya, permainan e-sport dan game online, lomba menyanyi, dan olahraga sepak bola mini.
Baca juga: Peringati HPN 2024, Kapolsek Tumpang Malang Ingin Sinergitas Dengan Pers Berjalan Baik
"Kegiatan hari ini adalah final, dan sudah dimulai sejak Senin (18/12/2023). Ini kegiatan akhir semester ganjil, sifatnya rekreatif sekaligus mengasah keterampilan bakat dan hobi anak-anak," terang Supriyono, salah satu wakil kepala di MTsN 2 Malang yang beralamat Kecamatan Turen Kabupaten Malang, Rabu (20/12/2023) sore.
Selama pelaksanaan lomba, siswa-siswi MTsN setempat saling kompak bekerja sama, dan mendukung teman yang turun lomba. Ini seperti pada lomba sepak bola juga permainan game sport mobile legend.
Bersamaan dengan lomba antarkelas tersebut, juga digelar kegiatan sosialisasi anti-perundungan diikuti seluruh pelajar MTsN 2 Malang. Sosialisasi ini dibagi tiga sesi selama tiga hari, Senin-Rabu (18-20/12/2023).
Baca juga: Prabowo, SBY dan Ribuan Simpatisan Kader Partai Demokrat Birukan Kota Malang
Materi bullying ini diberikan konselor dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Malang, Banun Arlika Purnomo. Aktivis Laskar Anak Kabupaten Malang, Sabiila Nuura Mahabba, juga turut hadir di tengah-tengah mereka sebagai tentor sebaya.
Saat penyampaian materi, pelajar MTsN Malang 2 banyak dipahamkan terkait bentuk tindakan perundungan. Seperti, bullying verbal, melalui medsos, pelecehan seksual hingga bullying sosial.
Menurut Banun Arlika, anak yang dilecehkan secara verbal maupun melalui medsos, atau dikucilkan atau diabaikan dari pergaulanan termasuk korban perundungan.
Baca juga: Relawan ABG Deklarasi Dukungan Prabowo-Gibran, Optimis Menang Satu Putaran
Dikatakan, dampak dari perundungan sangatlah banyak. Korban perundungan bisa mengalami gangguan mental, seperti depresi dan kecemasan. Mereka juga rentan mengalami penurunan prestasi, kurang percaya diri, hingga memicu keinginan untuk balas dendam.
"Kami berupaya serius, menjauhkan anak-anak dari perilaku bullying, yang bisa merugikan diri sendiri juga temannya. Jadi, lingkungan madrasah ini benar-benar dijaga dengan anti bullying, agar tetap nyaman untuk belajar dan ramah anak," tandas Supriyono.
Editor : soeseno