JAKARTA | ARTIK.ID - Layanan konstelasi satelit Starlink dari perusahaan SpaceX milik Elon Musk, sedang berusaha untuk masuk ke pasar Indonesia.
Starlink menawarkan kecepatan internet yang tinggi dan stabil dengan harga yang kompetitif. Namun, tidak semua orang menyambut baik rencana Starlink ini. Ada beberapa pengamat telekomunikasi yang mengkritik pemerintah karena dianggap terlalu lunak terhadap Starlink.
Baca juga: Starlink Disrupsi Kecepatan Internet Indonesia, Diperlukan Batas Minimal Kecepatan Baru
Salah satu pengamat telekomunikasi yang menolak kehadiran Starlink adalah Heru Sutadi, Direktur Eksekutif ICT Institute. Menurut Heru, Starlink tidak perlu mendapat perlakuan khusus dari pemerintah karena mereka hanya ingin menjual produk mereka di Indonesia, bukan berinvestasi.
Heru juga mengatakan bahwa Starlink sebenarnya yang membutuhkan pasar Indonesia, bukan sebaliknya.
“Sebab yang butuh itu Starlink masuk Indonesia, bukan Indonesia butuh Starlink,” kata Heru kepada Bisnis, Selasa (24/10/2023).
Heru menambahkan bahwa Starlink harus tunduk pada peraturan yang sama dengan penyelenggara telekomunikasi lainnya di Indonesia, seperti membayar BHP frekuensi, BHP telekomunikasi, BHP USO, menjaga kualitas layanan dan menyelesaikan keluhan konsumen.
Heru juga menilai bahwa Starlink tidak akan memberikan dampak signifikan terhadap pemerataan akses internet di Indonesia karena pemerintah sudah memiliki roadmap dan strategi sendiri.
“Jika ada yang diberikan karpet merah, ya ini akan menyebabkan kompetisi yang tidak sehat,” ujar Heru.
Baca juga: Penjualan Barang di Indonesia Meningkat 1,5% di Bulan September
Di sisi lain, ada juga pengamat telekomunikasi yang mendukung kehadiran Starlink di Indonesia, yakni Ketua Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Ian Yosef M. Edward, mengatakan bahwa Starlink dapat melengkapi upaya pemerintah untuk menyediakan akses internet bagi daerah-daerah yang belum terjangkau.
Ian mengatakan bahwa pemerintah sebenarnya sudah memiliki Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) untuk pemerataan akses internet.
Namun, Ian mengakui bahwa masih ada tantangan dalam hal infrastruktur dan biaya. Oleh karena itu, Ian menilai bahwa Starlink dapat menjadi salah satu solusi alternatif untuk mengatasi masalah tersebut.
“Starlink dapat melengkapi mengisi untuk daerah-daerah yang belum terjangkau,” kata Ian.
Baca juga: Minat Orang Indonesia pada Motor Listrik Tidak Sesuai Harapan Pemerintah
Ian juga berharap bahwa pemerintah dapat memberikan kemudahan bagi Starlink untuk beroperasi di Indonesia, asalkan mereka memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku.
Ian menekankan bahwa pemerintah harus bersikap adil dan transparan dalam mengatur industri telekomunikasi di Indonesia.
“Pemerintah harus memberikan kesempatan yang sama bagi semua pemain telekomunikasi di Indonesia,” ujar Ian.
(diy)
Editor : Fuart