SURABAYA | ARTIK.ID - Industri Game di Indonesia terus meningkat, banyak pengembang lokal berbakat dan kreatif yang menciptakan karya-karya luar biasa yang bisa bersaing di pasar global. Hal itu tidak lepas dari dukungan program inkubasi Indigo Game dari Telkom.
Indigo Game adalah program inkubasi yang didirikan oleh Telkom pada tahun 2019 untuk membantu startup-startup gim asli Indonesia mengembangkan produk-produk mereka dengan bimbingan dan fasilitas yang berkualitas.
Baca juga: KTT AIS di Nusa Dua Bali, Telkomsat Dukung dengan Satellite News Gathering
Hingga saat ini, Indigo Game telah menampung 33 studio gim, dan sembilan di antaranya bahkan sudah mendapatkan kontrak penuh dengan publisher global untuk melanjutkan pengembangan Game hingga rilis penuh dan siap menghasilkan uang.
Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Indigo Game untuk meningkatkan kualitas produk-produk Game binaannya adalah PlayTest Day, yang merupaka kegiatan validasi yang dilakukan bersama dengan Bandung Techno Park, program inkubasi startup digital dari Telkom University.
Dalam kegiatan ini, startup-startup Game bisa mendapatkan umpan balik langsung dari 39 orang playtester yang ahli di bidang-bidang terkait dengan pengembangan Game, seperti sistem informasi, rekayasa perangkat lunak, dan multimedia.
Baca juga: Juara World Choir Games 2023 Disabet PD Gita Bumi Shine Voices Indone Indonesia
Dengan adanya PlayTest Day, mereka bisa mengetahui kelebihan dan kekurangan produk-produk mereka dari sudut pandang pengguna, gameplay, aspek seni, dan performa gim. Hal ini tentu sangat berguna untuk meningkatkan kualitas Game yang dibuat oleh pengembang lokal agar bisa bersaing di tingkat global.
CEO Strayflux Studio, Galih Prasetya sebagai salah satu peserta PlayTest Day turut mengamini hal tersebut.
Baca juga: Beraksi di Sidoarjo, Pencuri Kabel Telkom Diringkus, 1 Orang Tewas Tertembak
“Kegiatan PlayTest Day sangat membantu kami dalam mengembangkan dan memvalidasi gim ‘As I Began to Dream’. Banyak playtester yang mencoba permainan kami dan memberikan feedback yang berharga, serta menjadi panduan untuk pengembangan kami di masa depan,” ungkap Galih Prasetya.
(diy)
Editor : Fuart