Mengenal Lebih Dekat (Hud Muhammad Al Qadri) Peran & Kiprahnya di Tengah-tengah Masyarakat Muslim Bali

Reporter : Lani
TOKOH : Drs Hud Muhammad Al Qadri SH MA, Tokoh Masyarakat Muslim Bali, Beliau adalah keturunan ke-7 dari Syarif Tua, atau Habib Syarif Abdullah bin Yahyah Al Qadri

JEMBRANA | ARTIK.ID - Drs Hud Muhammad Al Qadri SH MA, seorang tokoh yang berdedikasi tinggi dan memiliki latar belakang pendidikan yang mumpuni, lahir di Loloan Barat pada tanggal 28 November 1963. Beliau telah mengabdi dengan penuh semangat di berbagai jabatan penting di Kementerian Agama Provinsi Bali, yang mencakup peran sebagai Kepala MIN  Denpasar, Pengawas PAI, Kasi PHU Provinsi Bali, Kasi SI, dan Kasi Madrasah TK MA Provinsi Bali.

Selain karirnya di bidang pendidikan dan agama, Drs Hud Muhammad Al Qadri SH MA juga aktif dalam berbagai organisasi kemasyarakatan, seperti ICMi Provinsi Bali, FPSI (Forum Pemerhati Sejarah Islam Bali) Provinsi Bali, Pimpinan Baznas Provinsi Bali, serta sebagai sekretaris LHKP Provinsi Bali.

Baca juga: Profil I Made Badra, SE: Pengabdian dan Dedikasi 34 Tahun di Bank BPD Bali

Di bidang sosial, beliau terlibat dalam Badan Pembina Yayasan Insan Cendikia Madani Bali di Denpasar Selatan dan menjadi pengurus Asosiasi Pemerhati Anak Panti Asuhan Nusantara (APAN). Tidak hanya itu, Drs Hud Muhammad Al Qadri SH MA juga mendirikan Panti Asuhan Ar Raudhah di Patas Gerokgag Buleleng sebagai bentuk kontribusi positifnya terhadap masyarakat musli Bali Khususnya.

Sejarah keluarga Drs Hud Muhammad Al Qadri SH MA juga sangat mengesankan. Beliau adalah keturunan ke-7 dari Syarif Tua, atau Habib Syarif Abdullah bin Yahyah Al Qadri, seorang tokoh terkemuka yang membawa perubahan dalam kehidupan kaum Muslimin di Jembrana dari tahun 1798 hingga 1858 M. Syarif Tua adalah figur bijak dan ulama besar yang dikenal karena kepemimpinan dan perjuangannya bagi kemaslahatan umat Islam di negeri ini. Beliau mendapat penghormatan, kehormatan, dan rasa hormat yang besar, termasuk dari para Raja Jembrana dan pembesar kerajaan setempat.

Baca juga: Anak Agung Gde Sayang Suparta, Peraih Suara Terbanyak di Dapil Kecamatan Dawan

Ada tiga bukti otentik yang menunjukkan bahwa Syarif Tua pernah tinggal di Loloan, di antaranya adalah Prasasti Loloan yang berangka tahun 1268 Hijriah atau 1847 Masehi, makam Datuk Syarif Tua yang masih terjaga hingga saat ini, dan Jembatan Syarif Tua yang menghubungkan Loloan Barat dengan Loloan Timur.

Jembatan Syarif Tua adalah salah satu tanda penghormatan kepada Syarif Tua yang dibangun oleh CV Damai Negara (Sayid Yahya Al Habsi) pada tahun 1997. Jembatan ini memiliki panjang sekitar 20 meter dan menjadi sarana penting untuk menghubungkan kedua kelurahan tersebut.

Baca juga: Semarak Lomba Antar Majlis Ta'lim Menyambut Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad SAW Tahun 2024

Jasa besar Syarif Tua tetap diakui oleh generasi saat ini dan akan terus dikenang. Sebagai bentuk penghormatan, jembatan yang menghubungkan Loloan Barat dan Loloan Timur dinamakan "Jembatan Syarif Tua." Pembukaan resmi jembatan ini dilakukan oleh Gubernur Provinsi Bali, Ida Bagus Oka, pada tanggal 13 Februari 1998 atau 16 Syawal 1419 Hijriah. Ketika itu, Bupati ke-10 Kabupaten Jembrana adalah Ida Bagus Indogisa, SH.

Drs Hud Muhammad Al Qadri SH MA merupakan salah satu tokoh yang meneruskan jejak Syarif Tua dalam memberikan kontribusi positif bagi masyarakat Bali dan Indonesia pada umumnya. Dengan dedikasi dan komitmennya, beliau terus berperan aktif dalam berbagai sektor untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemaslahatan bersama.( lani )

Editor : Fuart

Peristiwa
10 Berita Teratas Pekan Ini
Berita Terbaru