SURABAYA – Anak muda Surabaya diharapkan Bukan hanya menjadi penerima bantuan, tapi juga pencipta peluang ekonomi baru. Komisi A DPRD Surabaya menegaskan, program intervensi Gen Z yang dianggarkan dalam APBD 2026 harus benar-benar berbasis kemandirian dan keberlanjutan, bukan sekadar seremonial.
Baca juga: Syaifuddin Zuhri Dukung Pemberdayaan Gen Z di Surabaya, Wujudkan Indonesia Emas 2045
Ketua Komisi A DPRD Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko atau akrab disapa Cak Yebe, menuturkan bahwa Rp47 miliar telah disiapkan pemerintah kota untuk membiayai program intervensi Gen Z tahun depan.
Dana tersebut diharapkan bisa menjadi bahan bakar lahirnya generasi muda yang mandiri, produktif, dan berdaya saing.
“Tujuan kami jelas: pengentasan kemiskinan dan pengangguran, sekaligus menumbuhkan jiwa kemandirian di kalangan Gen Z,” ujar Cak Yebe usai pembahasan R-APBD 2026 bersama Bapemkesra, Kamis (23/10).
Setiap RW akan menerima sekitar Rp35 juta per tahun, yang akan disalurkan melalui kecamatan. Namun, ia mewanti-wanti agar proses seleksi proposal dilakukan secara cermat dan tidak asal setuju.
“Camat dan lurah harus jeli. Jangan asal meng-approve proposal. Setiap program harus punya nilai keberlanjutan, bukan sekadar kegiatan sesaat,” tegasnya.
Menurutnya, program yang ideal adalah yang mampu mendorong kemandirian ekonomi anak muda, seperti urban farming, usaha kuliner kreatif, atau bisnis digital berbasis kelompok.
“Kami ingin kegiatan yang punya dampak ekonomi nyata. Contohnya urban farming di Rungkut yang kini bisa memasok hasil panen ke toko modern. Itu contoh sukses yang bisa jadi inspirasi,” tuturnya.
Baca juga: Komisi A DPRD Surabaya Dorong Satpol PP Tingkatkan Kinerja Penegakan Perda
Legislator dari fraksi gerindra Surabaya itu juga mengungkapkan, pelatihan tanpa modal hanyalah teori kosong. Karena itu, ia mendorong agar dana dari beberapa RW bisa digabungkan untuk proyek yang lebih besar dan berjangka panjang.
“Jangan ikut tren tanpa hitung ketahanan usahanya. Banyak usaha kuliner yang awalnya ramai, tapi kemudian mati suri. Kami ingin program yang benar-benar hidup,” katanya.
Lebih jauh, ia mengingatkan agar program intervensi ini tidak menumbuhkan mental instan di kalangan anak muda.
“Ajarkan mereka menikmati proses, bukan hanya mengejar hasil. Kalau sejak awal dibiasakan meminta, mereka akan sulit mandiri,” ujar politisi Gerindra itu.
Baca juga: Beasiswa Timpang, Masyarakat Bisa Resah. DPRD Surabaya Minta Evaluasi Skema Pendidikan
Lebih lanjut, DPRD akan melakukan evaluasi berkala dan mendorong uji coba (trial and error) sebelum program dijalankan penuh.
“Kalau ini berjalan sesuai harapan, akan lahir ledakan positif di Surabaya, generasi Gen Z yang bukan hanya cerdas, tapi juga tangguh dan mandiri sebagai wirausahawan muda,” pungkasnya. (Rda)
Editor : rudi