SURABAYA - Gelombang aksi massa diperkirakan bakal berlangsung di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, pada 3 September 2025.
Gerakan tersbut dipimpin oleh pengacara Cak Sholeh, sosok yang belakangan ramai diperbincangkan di media sosial, terutama TikTok, karena kerap menyerukan agar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mundur dari jabatannya.
Melalui berbagai unggahannya, Cak Sholeh menuding Khofifah terlibat dalam dugaan penyalahgunaan dana hibah provinsi bernilai triliunan rupiah. Ia bahkan mendesak aparat penegak hukum segera menetapkan sang gubernur sebagai tersangka.
Meski isu korupsi menjadi sorotan utama, agenda aksi tidak berhenti di sana. Berdasarkan flayer resmi yang beredar, massa juga akan menuntut penghapusan tunggakan pajak kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat, serta mendesak dihentikannya praktik pungutan liar di sekolah-sekolah SMA/SMK negeri.
Tiga isu besar itu merupakan hasil konsolidasi yang digelar pada 21 Agustus lalu. Dari pertemuan tersebut, massa sepakat menjadikan transparansi kasus hibah, kebijakan pengampunan pajak, dan perbaikan layanan pendidikan sebagai fokus utama tuntutan.
Dengan isu-isu yang menyentuh kepentingan masyarakat luas, aksi 3 September diyakini akan menarik perhatian besar publik. Kini, sorotan tertuju pada bagaimana pemerintah provinsi dan aparat keamanan akan merespons gelombang protes tersebut. (red)
Editor : Fudai