SURABAYA – Di tengah kritik terhadap efektivitas forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), warga Kampung Tambak Wedi Baru, Kecamatan Kenjeran, menghadirkan bukti konkret bahwa forum ini tetap relevan dan berdampak nyata.
Melalui proses partisipatif yang konsisten, mereka berhasil memperjuangkan peninggian dan pavingisasi jalan Gang 1 RT 01 RW 03 — sebuah proyek yang kini tengah berlangsung di lapangan.
Pembangunan ini bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan simbol keberhasilan warga dalam memperjuangkan hak atas lingkungan yang lebih layak. Ini bukan hasil keputusan top-down, tetapi buah dari ketekunan menyuarakan kebutuhan dari akar rumput melalui jalur yang demokratis.
“Ini bukan sekadar pembangunan jalan, ini pembuktian bahwa suara warga bisa mengubah wajah kampung,” ujar Matlilla, Mantan Lurah setempat, Kamis (27/06).
Ia menekankan pentingnya menjaga Musrenbang sebagai ruang demokrasi warga, bukan sekadar ritual tahunan birokrasi.
Menurutnya, proyek ini mengubah persepsi banyak orang yang semula menganggap Musrenbang tidak efektif, Kalau semua pihak serius dan terbuka, hasilnya nyata.
Keberhasilan ini juga didorong oleh kolaborasi yang kuat antara kelompok masyarakat (pokmas), perangkat kelurahan, dan para tokoh lokal.
"Kami bukan hanya menyuarakan, tapi juga mengawal. Dan hasilnya: kami punya jalan yang layak,” ungkap Prayitno, warga setempat.
Ketua RT 01 RW 03, Jauhari, menambahkan bahwa pembangunan ini membawa dampak sosial yang positif. “Gotong royong warga hidup lagi. Ada rasa bangga karena pembangunan ini lahir dari aspirasi kami sendiri,” ujarnya.
Apresiasi pun mengalir kepada Pokmas Bangun Karyo yang dipercaya sebagai pelaksana proyek. Di tengah tantangan teknis dan kondisi lingkungan padat penduduk, mereka dinilai mampu bekerja secara responsif dan komunikatif, menjaga transparansi dan kepercayaan publik.
Inspirasi dari Tambak Wedi ini juga mulai menular ke wilayah lain. Di Kelurahan Bulak Banteng, geliat pembangunan berbasis aspirasi warga juga mulai tampak. Wilayah pesisir yang selama ini terpinggirkan dalam prioritas pembangunan kini mulai merasakan dampaknya, terutama terkait masalah banjir dan infrastruktur jalan.
Kisah sukses di Tambak Wedi menjadi pengingat bahwa pembangunan yang melibatkan warga secara aktif tidak hanya menghasilkan infrastruktur fisik, tetapi juga membangkitkan rasa kepemilikan, kebersamaan, dan keyakinan bahwa suara rakyat bisa mewujudkan perubahan. (Rda)
Editor : rudi