BADUNG | ARTIK.ID - Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Padonan di Kabupaten Badung telah menunjukkan prestasi yang luar biasa dalam melayani masyarakat adatnya. Melalui berbagai program yang inovatif dan bermanfaat, LPD Desa Adat Padonan berhasil menyediakan layanan gratis untuk berbagai upacara adat dan memberikan santunan bagi krama (warga) yang meninggal.
Dalam wawancara eksklusif pada 8 Juni 2024 di Denpasar, Anggota Badan Pengawas LPD Desa Adat Padonan, Dr. Ian Bhaskara, S.S, M.Par, CHt, menyatakan, “Kami di Padonan menyediakan anggaran untuk semua upacara adat bagi masyarakat adat. Ngaben, potong gigi, nyekah, dan upacara di Kayangan Tiga semuanya gratis, dibiayai oleh LPD. Selain itu, jika ada kematian, semua warga mendapatkan santunan sekitar Rp 1.500.000. Dan juga LPd Padonan pada saat Pandemi mampu Memberian sembako dilakukan hampir empat kali setahun, dan setiap tahun kami memberikan sumbangan sembako kepada semua warga adat. Bagi warga non-adat, kami memberikan bingkisan parsel.”
Baca juga: Program SIMADANA dari LPD Desa Adat Sibangkaja Menyemai Harapan dan Kepedulian bagi Krama
Dr. Ian Bhaskara menambahkan bahwa LPD juga memberikan hadiah kepada anggotanya pada saat ulang tahun, seperti motor, sebagai bagian dari program simpan pinjam dan kredit. Keberadaan LPD di Desa Adat Padonan telah dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat setempat.
“Kami sangat transparan dalam pengelolaan LPD,” ujar Dr. Ian Bhaskara. “Tidak ada prediktif yang dilakukan oleh pengurus. Badan Pengawas kami melakukan evaluasi setiap tiga hingga empat bulan sekali dan menyampaikan laporan kepada pemilik LPD yaitu Desa Adat dari hasil pengawasan kami. Pada akhir tahun, kami juga mengadakan pertanggungjawaban pengurus dan badan pengawas yang dihadiri oleh warga masyarakat dari masing-masing banjar.”
LPD Desa Adat Padonan juga memberikan 20% dari keuntungan tahunan untuk dana promosi, peningkatan SDM, dan menjaga keberlanjutan ekonomi. Mereka juga melakukan konsultasi untuk mengantisipasi tantangan ke depan, khususnya terkait kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan nasional.
Baca juga: Kepercayaan Masyarakat dan Teknologi Membuat Aset LPD Tegal Melesat Tembus Rp 300 Miliar
“Masyarakat kami lebih percaya menabung di LPD ketimbang di bank atau koperasi lain,” jelas Dr. Ian Bhaskara. “Ini karena kontribusi nyata yang diberikan LPD dan kinerja pengurus yang jujur dan transparan. Kami juga melakukan audit internal dua kali setahun serta audit dari LPD Kabupaten Badung.”
Dengan total aset yang sudah mencapai lebih dari Rp 180 miliar, LPD Desa Adat Padonan terus berusaha mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat. Dr. Ian Bhaskara berharap agar pengurus LPD terus bekerja dengan transparan dan jujur, serta mengikuti SOP dalam pengeluaran kredit untuk menjaga kepercayaan masyarakat.
Baca juga: LPK Bali Vokasi Utama Gelar Workshop Hukum untuk Atasi Kredit Bermasalah
“Harapan kami, pengurus LPD bekerja transparan, mengedepankan kejujuran, dan tidak ada intervensi dalam pengelolaan kredit. Masyarakat sudah menunjukkan kepercayaannya, dan itu harus dipertahankan dan dibina. LPD adalah lumbung bisnis untuk membangun dan mempertahankan budaya yang ada di desa,” pungkas Dr. Ian Bhaskara.
Prestasi LPD Desa Adat Padonan merupakan contoh nyata bagaimana lembaga keuangan desa dapat berperan besar dalam mendukung kegiatan adat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.(*)
Editor : LANI