Pembunuhan ASN di Manokwari, Polisi Tetapkan Lima Orang sebagai Pelaku

Reporter : Amatus Rahakbauw
FOTO by Amatus Rahakbauw

MANOKWARI | ARTIK.ID - Kepolisian Resor Kota (Polresta) Manokwari, Papua Barat, menetapkan lima tersangka tindak pidana pembunuhan berencana terhadap Yahya Sayori, aparatur sipil negara (ASN) pada Pemerintah Kabupaten Pegunungan Arfak.


"Kelima tersangka itu berinisial YU, SU, MT, SS, dan NI," kata Wakil Kepala Polresta Manokwari Komisaris Polisi Agustina Sineri saat konferensi pers di Manokwari, Senin (27/5/2024), sore.

Baca juga: Mentan Amran Minta Papua Barat Optimalkan Pompanisasi dan Oplah Lahan untuk Lumbung Pangan


Agustina Sineri menjelaskan, bahwa penetapan lima tersangka berdasarkan hasil pengembangan kasus penemuan jenazah korban di Taman Wisata Gunung Meja, Manokwari, 23 April 2024.


Sehari sebelumnya korban dilaporkan hilang saat berburu bersama 16 orang lainnya. Namun, saat ditemukan tak bernyawa, pihak keluarga menduga ada kejanggalan atas insiden tersebut.


"Keluarga curiga korban meninggal karena ada tindakan kekerasan. Istri korban lantas membuat laporan polisi," ucap Agustina.


Kepala Satuan Reskrim Polresta Manokwari Ajun Komisaris Polisi (AKP) Raja Putra Napitupulu mengatakan bahwa pihaknya langsung menindaklanjuti laporan tersebut dengan olah tempat kejadian perkara dan autopsi jenazah.


Polisi kemudian memperkuat bukti dari hasil olah tempat kejadian perkara dan autopsi dengan melakukan pemeriksaan terhadap 11 saksi. Selanjutnya pihaknya mengetahui peran masing-masing tersangka.

Baca juga: Mentan Amran Minta Papua Barat Optimalkan Pompanisasi dan Oplah Lahan untuk Lumbung Pangan


"Hasil pemeriksaan terungkap lima pelaku dengan peran berbeda menghabisi nyawa korban," ujar Putra Napitupulu.


Peran tersangka YU memukul kepala korban dengan balok, SU berperan menahan kaki korban, MT berperan memukul kaki korban dengan kayu, SS berperan menginjak kaki korban, dan NI juga ikut terlibat memukul korban.


Pengakuan lima tersangka bahwa pembunuhan terhadap Yahya Sayori diperintahkan oleh SM dengan bayaran bervariasi, yaitu Rp3 juta, Rp5 juta, dan Rp10 juta, sesuai dengan peran masing-masing pelaku.

Baca juga: George Karel Dedaida Menyebut Optimalisasi Sensus OAP Perlu Sinergi Antar Instansi


"Otak dari pembunuhan korban berinisial SM yang juga ASN Pemkab Pegunungan Arfak," tuturnya.


Saat ini, kata Raja, kepolisian masih menelusuri keberadaan SM bersama lima orang tersangka lainnya yang juga terlibat melakukan tindak pidana pembunuhan Yahya Sayori. (ark)

 

Editor : Amatus Rahakbauw

Peristiwa
10 Berita Teratas Pekan Ini
Berita Terbaru