JAKARTA | ARTIK.ID - Indonesia dan negara-negara Asia Pasifik menghadapi tantangan perubahan iklim dan risiko bencana yang semakin besar. Untuk mengatasi tantangan itu, berbagai inovasi teknologi dan upaya pembelajaran dilakukan melalui Asia Disaster Management and Civil Protection Expo & Conference (ADEXCO) dan Global Forum for Sustainable Resilience (GFSR).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama berbagai pihak menyelenggarakan ADEXCO dan GFSR ke-2 di JIEXPO, Jakarta, pada 11-14 September 2024.
Baca juga: Gempa M5,0 Guncang Kabupaten Bandung dan Garut, 82 Orang Terluka
Dalam sambutannya pada acara pembukaan, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengungkapkan bahwa acara ini merupakan ajang untuk memperkenalkan berbagai inovasi dan solusi dalam penanggulangan bencana.
Suharyanto menambahkan bahwa ADEXCO dan GFSR merupakan bagian dari upaya untuk membangun sistem yang tidak hanya responsif terhadap bencana, tetapi juga fokus pada mitigasi risiko dan kesiapsiagaan.
Ia menegaskan pentingnya resiliensi berkelanjutan di Indonesia, mengingat negara ini sangat rawan bencana. Pada tahun 2023, BNPB mencatat 5.400 kejadian bencana, di mana 95% adalah bencana hidrometeorologi, meningkat 52% dari tahun sebelumnya.
"Saya mencatat bahwa perubahan iklim, urbanisasi, dan perubahan tata guna lahan berkontribusi pada frekuensi bencana, meskipun jumlah korban dan kerusakan infrastruktur menunjukkan penurunan," kata Suharyanto.
Baca juga: Kepala BNPB Tinjau Langsung Penanganan Darurat Banjir Bandang di Ternate
Dirinya berharap bahwa acara ini dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman untuk memperkuat resiliensi berkelanjutan.
ADEXCO 2024 mengusung tema ‘Advancing Sustainable Resilience’, menampilkan inovasi dan teknologi dalam penanggulangan bencana dari berbagai sektor.
GFSR merupakan forum yang membahas berbagai topik tentang resiliensi berkelanjutan dengan menghadirkan pembicara dari berbagai latar belakang.
Baca juga: BNPB dan Menko PMK Serahkan Bantuan Logistik dan Dana Siap Pakai ke Kota Tual, Maluku
Inovasi dan teknologi dalam penanggulangan bencana adalah bagian dari empat pilar resiliensi berkelanjutan yang diusung Indonesia, sesuai dengan deklarasi Presiden Joko Widodo pada Global Platform for Disaster Risk Reduction 2022, dan disepakati ASEAN dalam ASEAN Summit 2023.
Acara dihadiri oleh tamu undangan dari Republik Fiji, SCDF, Kantor Regional Asia-Pasifik PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana, Kementerian Perindustrian, Sekretariat ASEAN, serta lembaga internasional dan dunia usaha, baik secara daring maupun luring.
Editor : Fudai